:O

Hari ini pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) di sekolah diisi pemutaran film dokumenter yang dibuat oleh lembaga luar negri (lupa namanya). Isinya tentang globalisasi, ketimpangan budaya sama utang Indonesia.
Yaaa..sebenernya saya nggak begitu paham tentang isi film ini,  soalnya saya nggak ngerti politik, dan saya bukan anak yang tau sejarah. Tapi yang jelas saya bisa mendapatkan sedikit pengetahuan yang bisa dikatakan "Wah edaaan, ternyata kayak gitu ya?!" takjub lah intinya. Kalo diBahasaJawa-in namanya nggumon (ya, ini lebih pas)
Pertama berisi tentang kondisi Indonesia waktu jaman- jaman Pak Harto, apa hubungannya beliau dengan Amerika dan Inggris, hubungan beliau dengan Pak Karno juga. Bagaimana beliau bisa punya investasi di mana- mana, kekayaan beliau yang akhirnya dibagi- bagikan ke anak- anak dan kerabat,  gimana juga dia bisa sampe lengser dari jabatan presiden.
Setelah itu berisi tentang utang- utang Indonesia yang disebabkan oleh Pak Harto, dan sampai saya tau, justru rakyat kecil lah yang harus membayar utang- utang tersebut, sementara dalam waktu yang bersamaan masih banyak sekali orang kaya yang berfoya- foya dengan harta mereka.
Yeah, saya suka sekali dengan kata- kata yang ada di film tersebut. "Apa sih Globalisasi? Globalisasi itu adalah hal yang membuat orang miskin semakin miskin dan orang kaya semakin kaya" Saya setuju dengan itu.
Setelah itu, diceritakan juga tentang nasib buruh di Indonesia. Apa sebabnya banyak perusahaan asing yang membuka pabrik di Indonesia. Diceritakan juga bagaimana sistem buruh- buruh tersebut bekerja, bagaimana kondisi kehidupan mereka, dan kenyataannya memang sangat menyedihkan. Pada saat itu juga, seorang teman, Nadya, menebaki saya dengan pertanyaan "Kenapa perusahaan- perusahaan asing banyak yang mendirikan pabrik di Indonesia?
". Saya menyerah dan meminta jawabannya. Dia menjawab "Karena buruh di Indonesia adalah buruh paling murah" Wow, mengenaskan sekali ya?? Dari jawaban itu pun saya berpikir, kalau buruh di Indonesia paling murah, kenapa perusahaan asing tersebut tidak membuka pabriknya di negara yang lebih miskin dari Indonesia saja? Toh buruh di sana juga pasti lebih murah upahnya. Dan akhirnya saya menemukan jawabannya. Karena di Indonesia, selain buruhnya murah, konsumen di Indonesia juga tergolong sangat besar! Jadi sangat menguntungkan sekali jika perusahaan asing membuka pabriknya di Indonesia. Mengeluarkan sedikit upah untuk buruh, dan mendapat keuntungan yang besar dari konsumen. Wow, dua hal yang sangat berbeda, ada dan terjadi di tempat yang sama. Indonesia. ketimpangan. Itu namanya.

Menyedihkan sekali jika membayangkan sebagian rakyat Indonesia harus menderita menjadi buruh perusahaan asing, sedangkan sebagian rakyat Indonesia lainnya (yang berduit) justru menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.
Dan intinya.. memang nggak bisa dipungkiri, ada jurang lebar di antara kita.

No comments:

Post a Comment