Obrolan Kesasar

Kemarin, nggak tau gimana alurnya, saya sampai pada obrolan yang serius. Yaaa tentang keluarga besar gitu deh, yang naro harapan, tuntutan, dan keinginan sama cucu pertama. Sedih sih, tapi kalo posisinya di balik saya yang jadi salah satu anggota keluarga, pasti lah pengen yang terbaik buat sodaranya, buat keluarganya. Dan nggak tau kenapa, saya jadi ngerasa hubungan yang jalanin sekarang nggak bakal berhasil

Bingung sama sedih, "ya", pasti. Sedih ketika diceritain tentang perntanyaan- pertanyaan yang bikin saya nggak nyaman dan krisis hati yang kalo dijelasin secara kasar intinya merujuk ke pernyataan kalo nggak haji itu nggak Islam, sentilan yang sedikit sinis dan wacana mengenai kontak jodoh. 


Muncul sedikit rasa nggak terima sih sebenernya. Sedikit. Saya juga paham, kami hidup dan tumbuh di lingkar hidup yang beda. Tapi yah... (nggak tau mau ngomong apa)

Dari situ saya jadi bener- bener sadar, keluarga saya sangat beragam. Saya jadi ngerasa bersyukur, saya lahir, tumbuh, dan hidup di tengah keluarga besar yang plural, dari segi agama, pendidikan dan latar budaya. Di tengah keluarga yang mau nerima siapa aja tanpa harus mengubah 'cetakan' orang lain dan saling memahami. Tapi saya hidup di dunia nyata. Kenyataannya, memang nggak semua kayak gitu