sok #1: menilik masalah

belajar dari obrolan pagi ini, ibaratkan api itu masalah yang kamu buat,  dan asap adalah akibatnya. Kamu berusaha memadamkan api, tapi jika kamu masih melihat asap, berarti kamu belum memadamkan api dengan benar.


semua orang bisa saja menerima dan memaafkan kesalahan orang lain dengan lapang dada, tapi  mungkin nggak semua orang sanggup menjalani akibatnya

ehe

Sebenernya apa sih patokan bahagia itu? Nggak ada. Tapi kenapa orang- orang bisa dengan pastinya menjelaskan definisi bahagia. Bahagia itu kalo kita kaya, cantik, cakep, pinter, gaul, terkenal, dan bla bla bla. Kalo nggak kayak gitu orang tersebut belum bisa dibilang bahagia oleh orang lain.. Oh ya ampun ngilu deh dengernya. Padahal apa yang disebut 'bahagia' itu kan beda- beda untuk setiap orang. Setiap orang punya pandangan dan cara sendiri untuk bahagia, nggak perlu lah semuanya lewat jalan yg sama buat bahagia.
Bahagia juga nggak harus selalu sama seperti orang- orang yang udah kita anggep bahagia duluan. Nggak perlu lah kita mikir 'kalo aku udah kayak dia, pasti deh bahagia' no no no, salaaah. Orang- orang bisa bahagia dari hal yang paling kecil dan yang paling sederhana sekalipun kok. Kamu bahagia, saya bahagia, dia bahagia,  mereka bahagia, tapi kamu, saya, dia dan mereka berbeda. Tingkatan standar bahagia orang- orang juga beda kali. Ada yang gedenya segunung orang baru bisa bahagia, ada juga yang cuma segede kerikil udah bisa bikin orang bahagia hidupnya. Jadi buat apa si kita selalu men-judge orang yang tidak begini begitu tidak bahagia, ngapain gitu ngapaiiiin kalo emang bahagia buat mereka belum tentu sama dengan patokan bahagia kita.

bernama jatah

Hari ini saya resmi bukan anak SMA dan resmi bukan pengangguran juga. Kali ini resmi jadi mahasiswa, hehe soalnya hari ini udah nerima Kartu Tanda Mahasiswa :D Hore ole ole ole!
Ngomong2 soal mahasiswa, saya jadi inget beberapa bulan lalu gimana kerja keras saya sama temen2 buat jadi mahasiswa, kuliah di universitas harapan masing- masing. Banyak impian kami yang pengen kuliah di sini, di sana, di mana- mana sesuai harapan kami. Membayangkan kami kuliah di tempat yang kami inginkan. Ya... itu beberapa bulan lalu. Kenyataan kadang nggak sesuai dengan harapan kan. Setelah ngobrol- ngobrol dengan beberapa orang sahabat, kami menemukan teori 'jatah' untuk masalah ini. 
Banyak temen- temen yang berhasil mendapatkan keinginannya, tapi sebagian justru gagal. Nggak pandang bulu, anak kurang pintar dan sepinter apapun, semua nggak bisa berkutik. Ada anak yg kurang pintar itu mendapat tempat kuliah sesuai harapan dia, tapi justru malah orang yang pintarnya tingkat dewa justru malah gagal. Banyak jalan ditempuh buat ngedapetin harapan kuliah ditempat yang diinginkan, belajar mati- matian, yang orang tuanya berduit ya daftar lewat jalur swadana, tapi toh bukan kita yang menentukan. Mau sepinter apapun, mau sekaya apapun, masing- masing orang udah ditempatin sama yang di atas. Ya itu lah yang saya dan sahabat saya sebut dengan 'jatah'. Masing- masing orang udah ada jatahnya, man!
Orang- orang mungkin ngira anak yang kurang pinter nggak bakal bisa kuliah di universitas yg bagus dan di jurusan favorit, dan yang pinternya nggak ketulungan udah pasti kuliahnya di unversitas oke dan jurusan yg favorit. Tapi ternyata nggak gitu juga, anak kurang pinter kalo jatahnya dapet di universitas dan jurusan yang bagus ya udah pasti masuk, sebaliknya juga anak yang pinter baaaaanget, kalo dikasih jatahnya di universitas bagus seperti yang ditebak- tebak orang, ya tetep nggak bakal masuk. 
Kenapa orang- orang harus risau gundah gulana stress mikirin nasib yang nggak sesuai sama harapan mereka. Apa mereka nggak sadar ada yang namanya 'jatah' dan itu nggak bisa diganggu gugat. Jadi buat yang kecewa, nggak usahlah berkecl hati. Dan yang keterima selamat, itu artinya keinginan kalian sesuai dengan jatah yang diberikan oleh yang di atas. Yakin aja lah, yang diatas 'njatahin' kita bukannya tanpa alasan :D