Hari itu saya ke Borobudur. Lihat perayaan Waisak. Senang sekali bisa melihat banyak Biksu. Dari kecil, saya memang senang melihat Biksu, nggak tau ya, rasanya 'adem' gitu. Tapi hari itu bener- bener bikin kesal dan menyesal, karena pengunjung yang ribut dan mengganggu, dan menyesal karena saya telah datang, maka saya adalah pengunjung. Jika saya pengunjung, sangat mungkin saya adalah yang ribut dan mengganggu itu.
Bener aja, besoknya banyak berita tentang perayaan hari itu. Kebanyakan berita nggak enak tentang pengunjung yang dateng. Termasuk saya, kan? Memang saya nggak ikut ribut sorak- sorak, dan nggak berada di posisi yang dekat dengan 'wilayah' ibadah, menurut saya, saya tetap salah. Merasa bersalah karena telah hadir di sana.
Teman saya bilang, "Yang datang ke sana malu- malu in banget". Berarti saya juga. Tapi menurut saya, saya salah memang iya, tapi malu- malu in enggak. Kalo saya nggak dateng, mungkin saya nggak akan tau kalo saya salah, dan mungkin berencana hadir tahun berikutnya. Yah, saya belajar.
Teman saya bilang, "Yang datang ke sana malu- malu in banget". Berarti saya juga. Tapi menurut saya, saya salah memang iya, tapi malu- malu in enggak. Kalo saya nggak dateng, mungkin saya nggak akan tau kalo saya salah, dan mungkin berencana hadir tahun berikutnya. Yah, saya belajar.
