Enamlima Indonesia

Indonesia boleh saja berumur 65 tahun, tapi saya yakin masih ada cerita yang sangat panjang melebihi angka tersebut. Kalau dilihat dari angka, umur saya jelas masih dianggap sebagai anak kemarin sore sebagai warga negara. Tapi saya tetap pengen ber blablabla tentang Indonesia.
Dulu waktu SD, dalam pelajaran IPS, guru- guru sangat menekankan pada murid- muridnya (termasuk saya) kalau Indonesia adalah negara agraris. Katanya tanah Indonesia adalah tanah yang sangat subur, sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani, banyak tanaman tumbuh dengan baik, sawah di mana- mana, hijau, kebutuhan pangan selalu tercukupi. Sekarang, ketika saya membaca buku pelajaran IPS anak SD (sekarang saya di SMA), kalimat- kalimat tersebut masih terbaca jelas di dalamnya. Mungkin guru- guru juga masih menekankan hal yang sama kepada murid- muridnya, bahwa Indonesia adalah negara agraris.
Kalau boleh, izinkan saya berpendapat. Kalau saya pikir, Indonesia sudah bukan negara agraris lagi. Kenapa? Ya secara sebagian besar penduduk Indonesia sudah tidak bermatapencaharian sebagai petani lagi, tanah Indonesia memang berlimpah, subur, tapi sebentar lagi akan hilang ditimpa aspal, sawah di mana- mana, tapi akan jadi langka karena akan dijadikan perumahan atau untuk daerah pembangunan! Banyak petani yang hidup jauh dari predikat sejahtera. Kalau begitu, bagaimana kebutuhan pangan kita bisa tercukupi? Gimana bisa dibilang agraris kalau kebutuhan pangan juga nyatanya masih jauh dari cukup (kadang impor dari luar negri malah).
Jadi, apa masih cocok Indonesia disebut negara agraris? Mungkin iya negara agraris. Dalam arti, sebagian penduduknya masih suka membajak. Membajak CD, membajak kaset, membajak ide... Zzzzzzzz -__-a

No comments:

Post a Comment