Pikiran Macam Apa

Hari ini saya punya pikiran nggak penting. Tapi pokoknya saya pengen cerita.
Jadi gini, seiring dengan bertambahnya waktu geologi, dunia telah mencapai pada kala dengan umur 22  juta tahun setelah kala Holosen, mungkin saya sebut saja Newsen (Pake akhiran –sen, hehe -_-). Sumber energi, udah bukan dari minyak dan gas bumi atau batubara lagi, tapi dari sesuatu yang baru yang entahlah apa namanya. Tapi tetep, sumbernya dari fossil. Sumber energi itu katanya berasal dari rombakan- rombakan hasil sisa buangan organisme tingkat tinggi yang hidup muncul pada kala Holosen dan keberadaannya semakin melimpah seiring pertambahan waktu. Organisme tingkat tinggi tersebut adalah manusia, dan hasil sisa buangan organisme yang dapat menghasilkan sumber energi itu adalah, sampah -_-

Jadi, eksplorasi untuk mencari sumber energi tersebut difokuskan pada endapan- endapan dan batuan yang berumur Holosen asal darat, kemudian dipetakan pula fasies- fasies urban, suburban, pedesaan, mana hutan, hutan banget, sampai tempat2 yang mencit. Karena  logikanya, banyak manusia hidup, pasti banyak sampah. Tapi sampah bisa juga dibuang ke tempat lain oleh manusia sehingga tertransport ke tempat lain. Nah lingkungan pembuangan sampahnya harus diketahui, jadi manusia- manusia masa depan juga harus mempelajari kebiasaan dan pola hidup manusia pada kala holosen.  Selain itu, mungkin manusia masa depan mungkin lebih gampang buat melakukan pemetaan paleoenvironment. Bisa dilihat dari kandungan material vulkanik, kalo ada lingkungan di mana ada material vulkanik dan tiba- tiba atau secara perlahan nggak ada, kemungkinan itu daeah perkotaan, atau semakin banyak material vulkaniknya, berarti itu hutan atau tempat mencit lainnya. Yaiyalah, karena manusia- manusia jelas terganggu dengan endapan vulkanik tersebut dan ngebersihin itu sampe sebersih- bersihnya semampu kita.

Di sedimen- sedimen Holosen juga banyak ditemui trace fossil, berupa jalan raya, gedung- gedung dan rumah yang mungkin udah ada di kedalaman 3000m dibawah permukaan. Dan kalo liat dari penampang seismik, mungkin daerah urban lebih banyak noise nya karena ada puing- puing gedung tinggi yang nggak bisa terurai dan udah kependem berjuta- juta tahun. 

Gitu aja, terimakasih. Lanjutannya kapan- kapan ya, kalo tiba- tiba nggak sengaja kepikiran lagi.

2 comments: